PARTISIPASI
AKTIF DAN SADAR
Perayaan Ekaristi sebagai karya Kristus dan
Gereja merupakan pusat seluruh hidup Kristiani. Maka semua
umat beriman diharapkan secara aktif dan sadar mengambil
bagian dalam perayaan itu. Maka Ekaristi dipandang dalam
dua segi yakni:
PERTAMA
Perayaan Ekaristi sebagai perayaan kurban. Artinya,
dalam perayaan Ekaristi kita mengenangkan misteri penebusan
Kristus melalui pengorbanan-Nya di salib sehingga kita dibebaskan
dari dosa-dosa dan dijadikan bagian dari Gereja lewat pembabtisan
dan ditentukan melalui meterai sakramental supaya dapat
mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup dan kudus,
yang berkenan kepada Allah.
KEDUA
Perayaan Ekaristi sebagai suatu Karunia yang secara
mendasar mengatasi daya hadirin. Aryinya, Jemaat yang berkumpul
untuk merayakan Ekaristi mutlak mengandalkan kehadiran Imam
tertahbis sebagai pemimpin. Sebaliknya partisipasi kaum
beriman awam dalam perayaan Ekaristi dan perayaan-perayaan
gerejawi lainnya tidak melulu kehadiran fisik-pasif tapi
harus dipandang sebagai suatu ungkapan iman dan kesadaran-aktif
akan martabat pembabtisan.
Maka
partisipasi aktif kaum beriman awam dalam perayaan Ekaristi
harus sungguh diperhatikan dalam pembaharuan buku-buku liturgi
dengan dicantumkannya: aklamasi umat, jawaban tertentu,
lagu-lagu mazmur, antifon dan kidung. juga gerak-gerik dan
tindakan tertentu, serta saat-saat hening.
(Sumber:
Redemptionis Sacramentum. Hlm. 25-30. Berita Paroki 22 Mei
2005)
2.
Bidang-bidang Pelayanan Kaum Awam Kristiani dalam Perayaan
Misa Kudus:
Akolit
dan Lektor:
Di antara semua pelayanan khusus ada Akolit dan Lektor dengan
penugasan untuk sementara waktu. Adapun tugas-tugas mereka
antara lain: mempersiapkan hosti, mencuci kain-kain liturgisdll.
Pelayan tertahbis maupun awam hendaknya membatasi diri pada
pelayanan yang menjadi tugasnya baik selama perayaan berlangsung
maupun saat persiapannya agar perayaan liturgi gereja dapat
terlaksana secara layak dan tepat.
|
Silahkan
isi masukan/komentar disini: |
|
Orang
awam Kristiani yang dipanggil untuk membantu dalam pelaksanaan
perayaan liturgis, hendaklah dilatih dengan baik. Tidak
boleh ada kesangsian tentang hidup moral Kristiani-nya
dan kesetiaan pada ajaran gereja. Pantaslah mereka
diberi pembinaan liturgis sesuai dengan umur, situasi, status
hidup serta budaya religiusnya. Jangan diangkat orang untuk
tugas demikian jika penunjukannya menimbulkan keributan
di kalangan umat.
Pelayan
Altar (Misdinar) :
Adalah pelayan misa seturut cara akolit. Sangat dianjurkan
supaya pelayan altar oleh anak laki-laki atau pemuda. Kalaupun
ada pelayan altar oleh anak perempuan atau ibu-ibu adalah
sesuai dengan kebijakan Uskup Diosesan dengan memperhatikan
norma-norma yang ditetapkan. Untuk itu mereka perlu diberi
katekese tentang fungsi mereka sesuai daya tangkap mereka.
(Sumber:
Redemptionis Sacramentum. Hlm. 30-32. Berita Paroki 29 Mei
2005) |